Daily Analytics - September 23, 2022
View PDF
23 Sep 2022

MACRO WRAP

Transmisi ke Bunga Bank Butuh 3-6 Bulan setelah Suku Bunga Acuan Naik ke 4,25%

Kenaikan bunga acuan Bank Indonesia (BI) tidak akan langsung disesuaikan oleh perbankan. Bank Indonesia (BI) melihat terdapat jeda waktu transmisi penyesuaian bunga acuan ke bunga simpanan dan bunga kredit di perbankan. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyatakan transmisi ini pada saat normal membutuhkan waktu 1 hingga 2 triwulan alias 3 sampai 6 bulan. Sedangkan, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan transmisi suku bunga kebijakan ke suku bunga deposito perbankan membutuhkan waktu 1 kuartal. Sedangkan transmisi suku bunga kebijakan ke bunga kredit hingga 2 kuartal. (Kontan.co.id)

Inflasi pada Pekan Ketiga September 2022 Capai 5,89% dipicu Harga BBM Naik

Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi tahunan pada September 2022 hampir menyentuh 6%. Hal ini seiring dengan keputusan pemerintah untuk mengerek harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite, solar bersubsidi, dan pertamax pada awal bulan ini. Berdasarkan Survei Bank Indonesia, inflasi pada pekan ketiga bulan September 2022 berada di sekitar 5,89% yoy. kenaikan harga BBM pada bulan ini langsung mengerek inflasi harga diatur pemerintah (administered price) atau akan ada dampak langsung. (Kontan.co.id)


INDUSTRY & SECTOR

Kredit Perbankan Tumbuh 10,62% Per Agustus

Bank Indonesia (BI) melihat fungsi intermediasi perbankan terus meningkat di kuartal ketiga 2022. Bank sentral mencatatkan pertumbuhan kredit pada Agustus 2022 tercatat sebesar 10,62% secara tahunan alias year on year (YoY). Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan pertumbuhan kredit ini ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan pada mayoritas sektor ekonomi. Ia menyatakan pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,7% (YoY) pada Agustus 2022. Gubernur Perry papar perbaikan intermediasi perbankan didukung oleh standar penyaluran kredit yang tetap longgar, seiring membaiknya appetite perbankan dalam penyaluran kredit terutama di sektor Pertanian, Industri, Konstruksi, dan Perdagangan. Ia menyatakan suku bunga perbankan masih dalam tren menurun. Di pasar dana, suku bunga deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 44 bps menjadi 2,90% pada Agustus 2022 dari Agustus 2021. (Kontan.co.id)

Pemerintah Siapkan Berderet Insentif ke Usaha yang mengembangkan EBT

Pemerintah terus mendorong pemanfaatan sumber energi baru terbarukan (EBT) dengan memberikan sejumlah insentif dan berbagai kemudahan bagi investor atau pelaku usaha yang serius mengembangkan energi hijau tersebut. Langkah mempercepat pemanfaatkan EBT yang memiliki potensi besar di Indonesia merupakan upaya memangkas penggunaan energi fosil yang berujung pada penurunan impor migas, memacu pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja baru serta tentu saja bisa berdampak positif bagi lingkungan yang bersih dan sehat. Direktur Promosi Wilayah Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, dan Pasifik Kementerian Investasi/ BKPM Saribua Siahaan sampaikan saat ini pemerintah telah menyiapkan insentif fiskal berupa tax allowance, tax holiday, maupun kemudahan bea masuk dari Kementerian Keuangan. Sementara dari Kementerian Investasi/BKPM pemerintah telah mengatur sistem perizinan investasi agar investor punya kepastian termasuk penyediaan lahan, serta berbagai kemudahan investasi lainnya. (Investor.id)


STOCK NEWS

ANTM (0.00%) Fokus Optimalkan Produksi dan Pengolahan Bauksit

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam terus memperkuat bisnis penambangan dan pengolahan komoditas bauksit sepanjang tahun ini. General Manager Antam UBP Bauksit Kalimantan Barat Anas Safriatna menyebut, potensi bauksit di Indonesia masih sangat besar. Saat ini, Antam memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) bauksit di Kalimantan Barat seluas 34.000 hektar (Ha), sedangkan luas lahan yang sudah dimanfaatkan baru mencapai 488 Ha. Secara umum, segmen bauksit dan alumina memberikan kontribusi penjualan kepada Antam sebesar Rp 899 miliar atau tumbuh 45% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. (Kontan.co.id)

ALDO (+0.71%) Bidik Pendapatan Rp 3 Triliun pada Tahun Depan

PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) membidik pendapatan sebesar Rp 3 triliun di tahun 2023. Emiten kertas dan bahan kimia ini menyatakan akan lebih ekspansif menggarap bisnis di tahun-tahun mendatang. Optimisme ALDO tersebut dilatarbelakangi oleh ekspansi perseroan yang meningkatkan kapasitas produksi mesin kertas coklat berbahan daur ulang (recycled brown paper). Dari jumlah produksi saat ini sekitar 80.000 ton per tahun, menjadi 220.000 ton per tahun. Dalam rencana jangka pendek, ALDO akan meluncurkan produk delivery pack yang bisa digunakan untuk membungkus paket. (Kontan.co.id)

IPCC (+1.94%) Siapkan Capex Rp 30 Miliar pada Tahun 2023

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) telah mencanangkan capex untuk tahun 2023 mendatang sebesar Rp 30 miliar sampai Rp 40 miliar. Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia IPCC, Sumarno menjelaskan tahun depan anggaran tersebut akan difokuskan untuk peningkatan layanan terminal IPCC, perbaikan lapangan, serta perbaikan sistem. IPCC membidik pendapatan sebesar Rp 700 miliar dan laba bersih Rp 130 miliar di sepanjang 2023. Direktur Utama IPCC mengungkapkan, pihaknya juga telah mempersiapkan sejumlah ekspansi bisnis yang akan dilakukan di sepanjang 2023. Salah satunya yakni menambah akses terminal di beberapa wilayah. (Kontan.co.id)

KEEN (+7.41%) Optimistis Kinerja Keuangan Meningkat Tahun Ini

PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) optimistis kinerja keuangan untuk tahun 2022 meningkat. Direktur KEEN mengungkapkan, saat ini seluruh proyek pembangkit listrik berjalan sesuai rencana. Penambahan kapasitas pembangkit listrik yang dimiliki perusahaan dinilai akan memberikan dampak pada kinerja perusahaan di tahun ini. Wakil Direktur Utama KEEN memastikan tiga proyek utama perusahaan kini berjalan sesuai dengan rencana. Tercatat, KEEN kini tengah mengerjakan proyek PLTA Kalaena berkapasitas 75 MW di Sulawesi Selatan, PLTA Pakkat 2 berkapasitas 35 MW di Sumatera Utara dan PLTA Salu Uro berkapasitas 90 MW di Sulawesi Selatan. (Kontan.co.id)